Rasa dan aksara adalah jodoh para pencinta kata

Kamis, 27 Februari 2020

Ternyaman



Aku ingin cerita, tapi janji jangan bosan, ya.

Aku ingin menceritakan semuanya padamu, bahkan hal kecil yang tak penting.

Kamu adalah orang pertama yang aku ingat ketika sesuatu menimpaku.

Saat sedih aku mengingatmu,

Saat senang aku mengingatmu,

Saat marah aku mengingatmu,

Saat kecewa aku mengingatmu,

Dan saat takut aku pun mengingatmu.

Disegala situasi aku selalu mengingatmu, juga selalu tak sabar untuk berbagi cerita denganmu.

Kamu adalah tempat ternyaman yang aku punya.

Dan aku, tak ingin kehilanganmu.
Read More

Dunia Manusia



Saat aku merasa dunia tak pernah berpihak padaku.

Dunia itu tak adil. Ya, dan aku sangat setuju. Semua terlihat abu-abu dan tak pernah pasti. Mereka mengatakan jika aku ingin sukses maka aku harus belajar. Lalu disudut lainnya berseru, belajar dan pintar bukanlah penentu kesuksesaan. Mereka bilang aku hanya harus kerja keras, lalu yang lainnya membalas agar aku kerja cerdas. Mereka terus berkata bahwa aku harus selalu melakukan yang terbaik, tapi yang lain juga terus berkata tidak apa-apa salah karena kita hanya manusia.

Dunia, begitu tak pasti dan membingungkan.

Dan aku sedang dipermainkannya.

Aku gagal.

Ia tak berpihak meski aku sudah belajar, pintar, kerja keras, kerja cerdas dan juga melakukan yang terbaik. Mungkin inilah akhirnya, karena kesalahan yang ku anggap tak apa-apa karena aku manusia, aku menjadi gagal.

Dunia begitu tak adil dan kejam.

Si pekerja keras pun akan kalah dengan si beruntung.

Meski banyak yang bilang, tak mungkin ada kata beruntung jika sebelumnya tanpa ada pengorbanan. 

Nah, jadi ada atau tidak? Jadi maksudnya adil atau memang sudah dari awal tidak adil?

Takdir, jawabnya.

Ah sudahlah, pelajari lagi saja mana yang akan berubah dan tetap akan di tempat. Bingung memang mengikuti dunia manusia. Lebih baik memang tak terlalu banyak menaruh harap. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari dunia yang tak pernah pasti ini?
Read More

Kamis, 16 Januari 2020

Menunggu & Merindu




Hal yang tak pernah aku bayangkan adalah aku bisa sesabar ini menunggu kamu.

Kamu adalah mentari yang selalu ku tunggu saat malam hari. Meski aku sangat merindu, tapi waktu tak pernah berbaik hati mempercepat detiknya. Meski pikiranku selalu tertuju padamu, mau tak mau aku harus tetap terlelap untuk mengistirahatkan tubuhku.

Bisa kamu bayangkan, kan? Menunggu saja sudah menyiksaku, ditambah aku rindu tapi tetap harus tertidur. Bagaimana bisa? Mungkin terkadang aku bersyukur harus tertidur, sebab dibanding tak melakukan apa-apa, menunggu dan merindukanmu terasa melelahkan. Namun terkadang aku juga tak suka karena dipaksa tidur. Semua terdengar sangat melelahkan. Entah aku hanya diam atau bahkan tertidur sekalipun, menunggu dan merindukanmu memang selalu melelahkan.

Jangan sebal dulu, aku memang mengatakan menunggu dan merindukanmu itu melelahkan, tapi menunggu dan merindukanmu juga menyenangkan. Kamu tidak percaya? Bayangkan saja aku itu seperti kamu yang akan pergi ke kebun binatang esok hari saat kecil dulu. Tak bisa tidur, terus terbayang, berharap waktu cepat berlalu. Iya, menunggu kamu itu seperti itu. Melelahkan juga menyenangkan diwaktu bersamaan.

Seperti halnya anak kecil yang sedang menunggu esok untuk pergi jalan-jalan, aku pun sedang menunggu kamu untuk segera bertemu.

Besok, bisakah kita bertemu?

Read More

Jumat, 01 November 2019

Waktu, Ragu & Takdir




Semua ini hanya perihal waktu. Waktu yang tak pernah bisa berpihak padaku. Atau mungkin karena aku yang sering meragu? mungkin juga karena takdir yang sudah tersusun dan aku mau tak mau harus menerima semua itu.

Waktu selalu berkonspirasi agar kalian bersatu, selalu dengan kejamnya membuatku tak bisa berkutik dan hanya bisa diam melihat kebersamaanmu.

Perihal ragu. Aku bukan ragu mencintaimu. Aku hanya ragu untuk mengungkapkan perasaanku, meskipun saat itu aku tahu kau juga menyukaiku. Namun, selalu ada kehati-hatian yang membuatku tertahan dan tak mengungkapkan. Tunggu, diwaktu yang tepat, kataku.

Nyatanya, kehati-hatianku membuahkan rasa pahit nan menyakitkan. Setelah sekian banyak perhatian yang kuberikan, bagaimana mungkin kau masih saja salah menafsirkan? Tidak, bukan memberi harapan kosong maksudku, sungguh bukan itu. Apa kau tak bisa melihat ketulusanku? Apa tak bisa kau sadari bola mataku ini selalu tertuju padamu?

Ya, mungkin semua yang kulakukan memang tak pernah cukup bagimu. Segala yang ku anggap bukti ketulusanku mungkin hanyalah omong kosong bagimu. Hingga akhirnya waktu dengan kejam mempertemukanmu dengan dia, dan begitu lengkap dengan konspirasi kebetulannya sampai kau merasa keberadaanku patut digantikan olehnya.

Lengkap. Semua lengkap saling bekerja sama untuk memisahkan kita. Waktu dan semesta patuh pada takdir yang tak mengizinkan kita bersama.

Read More

Social Profiles

Twitter Pinterest instagram

Popular Posts

Categories

Ternyaman

Aku ingin cerita, tapi janji jangan bosan, ya. Aku ingin menceritakan semuanya padamu, bahkan hal kecil yang tak penting. Kamu ...

Copyright © Catatan Rosi | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes - Published By Gooyaabi Templates | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com